Selasa siang, 22 Jumadal Tsaniyah 1435 H / 22 April 2014 pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor kedatangan tamu istimewa. Beliau adalah seorang Penghafal Al Qur’an, ustadz Arham bin Ahmad Yasin,Lc, MH. Alumni LIPIA (Syari’ah) dan UI (Tata Negara) ini menyampaikan dauroh bertema ‘ Menghafal Al Qur’an Semudah Membaca Al Fatihah’.
Bertempat di kampus empat (asrama santri cilik putra), pukul 13. 30 wib seminar ini dibuka oleh MC pertemuan, Muhammad Aldo (santri kelas 5 TMI asal Bali). Hadir dalam sesi pembukaan, pimpian pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc menyampaikan sambutan pengarahan kepada seluruh santri penghafal Al Qur’an yang terdiri dari 150 santriwan dan 120 santriwati. Bapak kyai menyampaikan bahwa kesempatan pertemuan ini merupakan kesempatan yang berharga.
Daurah ini juga dihadiri ketua Lembaga Tahfidzul Qur’an Darunnajah 2 Cipining Bogor, ustadz Nurrohim Murad, S.Pd.I Al hafidz, juga beberapa asaatidz Hufadz dan ustadzah haafidzah yang notabene musyrif dan musyrifah harian dalam program Tahfidz Qur’an.
Bapak kyai berharap seminar ini akan memaksimalkan program Tahfidz Qur’an yang sudah sejak lama dilaksankan di pesantren. “ Mudah-mudahan apa-apa yang akan disampaikan oleh ustadz Arham, akan menjadikan hafalan Al Qur’an anak-anak semakin mantap, kuat dan juga cepat!” ungkap Kyai alumni Ummul Quro Makkah ini. Bapak kyai juga menjelaskan bahwa peluang beasiswa sangat terbuka bagi para penghafal Al Qur’an.
Masih dalam sambutan, Ketua Dewan Nadzir Yayasan Darunnajah ini juga menyampaikan bahwa sudah cukup banyak alumni Tahfidz Qur’an Darunnajah Cipining yang kembali ke masyarakat. Di sisi lain beliau juga mengungkapkan keseriusan dan kesabaran pesantren dalam membina program mulia ini. “ Santri yang belum mencapai target hafalannya, maka diberikan kesempatan satu tahun lagi untuk mencapainya. Dan terbukti, ada yang dalam waktu satu tahun berikutnya santri tersebut sudah mencapai target hafalannya, bahkan melebihinya!”.
Berikutnya, setelah diperkenalkan oleh Moderator, Muhammad Fadhilah (santri kelas 4 TMI asal Garut Jawa Barat), Musyrif Pesantren Tahfidz Qur’an Indonesia ini memulai pemaparannya dengan memberikan motivasi. Beliau bercerita bahwa masa remajanya tidak sempat ‘mesantren’ walaupun sangat menginginkannya, meskipun demikian niat kuat dan azam menghujam menjadikan beliau mau dan mampu hafal Al Qur’an 30 Juz.
Ustadz kelahiran Jombang, 30 April 1983 ini berujar “ Kondisi antum jauh lebih kondusif dan beruntung untuk menghafal Qur’an, karena antum berada di pesantren yang mempunyai program Tahfidz Qur’an. Ada banyak asaatidz yang siap membantu dan membimbing!”. Abi dari Afiq zahanuddin dan Athif Al Hudzaifi tersebut kemudian membaca beberapa ayat Al Qur’an (dengan hafalan dan lantunan yang bagus-red) sebagai landasan menguatkan motivasi.
Kemudian nara sumber menjelaskan beberapa langkah untuk menghafal qur’an:
Pertama dan paling utama Niat Ikhlash Lillahi ta’ala dan memahami dan menyakini fadhilah / keutamaan menghafal Al Qur’an. Keutamaan menghafal Al Qur’an tersebut antara lain; Yang paling penting adalah niat ikhlash karena Allah dan memahami keutamaan menghafal Al Qur’an.
beberPenghafapa keutamaan menghafal Kitab Allah, al Qur’an antara lain; penghafal Al Qur’an merupakan pengemban tugas/amanah penjagaan firman Allah SWT (QS. Al Hijr ayat 9). Ahlu Qur’an juga sebagai ahlul ilmi, menjadi hamba pilihan Allah, termasuk ‘keluarga’ Allah, akan naik ke syurga tertinggi, kedua orang tuanya mendapat mahkota kemuliaan di hari qiyamat, Rasulullah memuliakan penghafal Al Qur’an walaupun sudah jadi mayat dan Rasulullah memerinthakan agar memuliakan penghafal al Qur’an.
Kedua, Mujahadah, sungguh-sungguh dan dengan upaya maksimal lagi optimal.
Ketiga, sabar dan senantiasa istiqomah.
Keempat, menyakini bahwa menghafal Qur’an adalah MUDAH!. Jadi harus Optimis karena Allah yang menjamin.
Kelima, Memperhatikan dan mempraktekkan adab-adab terhadap Al Qur’an. Seorang muslim, apalagi penghafal Al Qur’an wajib memuliakan Al Qur’an sehingga Allah memuliakannya dengan Al Qur’an. Hendaknya membaca dan menghafal Al Qur’an dalamkondisi terbaik. Juga dengan mentadabburi makna serta maksud ayat-ayat yang dibaca.
Keenam, setiap hari harus ada waktu dan kesempatan WAJIB KHUSUS AL QUR”AN. Waktu untuk Qur’an haruslah prime time bukan waktu sisa. Dan jadwal prime time yang sudah ditetapkan tersebut wajib dipatuhi.
Ketujuh, menetapkan target hafalan secara eksak, pasti dan terukur. Target tidak boleh semu dan tidak pasti, baik dari sisi jumlah maupun waktu/lama menghafalnya.
Kedelapan, membiasakan diri membaca Al Qur’an dengan tartil. Berusaha membaca dengan sadar, pelan dan jelas. Baik juga terbiasa membaca dengan lantang.
Yang terakhir beliau berwasiat agar penghafal Al Qur’an Berazam sekali menghafal Al Qur’an tidak boleh melupakannya selama-lamanya!.
Pukul 15.10 wib sesi pemaparan usai, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Tampak sekali antusias para santri untuk menimba ilmu, terdapat puluhan tangan diangkat pertanda ingin bertanya. Namun mengingat sudah dekat waktu Ashar, maka hanya dibatasi dua penanya yaitu saudara Muhammad Lutfi yahya (santri kelas 2 TMI) dan Nur Halimah (santri kelas 5 TMI). Sesuai sesi tanya-jawab, mereka berdua mendapatkan hadiah buku ‘ Semudah Menghafal Al Fatihah’ karya ust. Arham yang pernah menjadi Peserta Terbaik Training Hakim MHQ tingkat Asia Pasifik.
Dan selepas sholat Ashar berjama’ah di masjid Jami’, tampak beberapa santriwati senior kelas 6 TMI juga membuat halaqoh dan menunggu ustadz Arham, yang sudah mendapatkan sanad Matan Al Jazari, menjawab beberapa pertanyaan mereka. Selanjutnya Dosen STAI Al Qudwah Depok ini didampingi ustadz Nurrohim menuju kediaman pimpinan pesantren. (wardan/abu ezzat el wazira).