darunnajah.com, Cidokom, 12/02/2016. Ferdi, santri cilik asal Nangroe Aceh Darussalam. Kegiatan sehari-harinya di Pesantren Annur Darunnajah 8, agak berbeda dengan teman-teman sebayanya di pondok. Jika teman-temannya pergi ke masjid sore hari dengan baju untuk sholat dan membawa Al Quran, Ferdi berbeda, Ia malah pergi ke asrama-asrama memakai kaos dan celana training dengan membawa tang dan tespen dengan kawan-kawannya di Bagian Diesel dan Listrik OSANDN (Organisasi Santri Annur Darunnajah).
Santri yang duduk di kelas 2C TMI (setingkat dengan 2 SMP) Annur Darunnajah 8 ini, merupakan asisten Bagian Diesel. Tidak hanya Ferdi, ada beberapa kakak kelasnya dari kelas 3, 4, dan 5 TMI. Mereka bertugas di organisasi santri, sebagai bagian yang bertanggungjawab memberi kenyamanan bagi kawan-kawan lainnya dalam penerangan dan air pondok.
Agak aneh memang. Jauh-jauh dari Aceh, Ferdi malah utak-atik kabel listrik. Bukannya duduk manis belajar membaca buku. Di pondok ini, pendidikan praktik dan tanggung jawab sangat diutamakan. Ferdi bukannya tidak belajar seperti kawan-kawan lainnya. Ia tetap masuk kelas, belajar Al Quran, dan tetap ikut semua kegiatan pondok lainnya. Namun, ia dilatih untuk memiliki jiwa tanggungjawab, dalam hal ini Ferdi berlatih dan dilatih di Bagian Diesel OSANDN.
Meski ia bertanggungjawab di Bagian Diesel, ia tetap mempunyai kewajiban yang sama. Tidak ada perlakuan khusus, tidak ada pengistimewaan, karena setiap anak adalah istimewa.
Ferdi dan semua santri yang diberi tanggungjawab di pondok ini, sejatinya adalah sedang latihan memiliki rasa tanggung jawab. Lebih dari itu, pondok melatih santri-santrinya untuk menjadi orang kaya, yaitu manusia yang bermental memberi. Karena hanya orang kayalah yang mampu memberi. Kaya harta, kaya ilmu, dan kaya amal sholeh. (af_red)