Search
Close this search box.
blank

Wow! Santri Pencinta Alam Darunnajah Takluk Gunung Prahu

Wow! Santri Pencinta Alam Darunnajah Takluk Gunung Prahu

blank

Gunung Prahu (terkadang dieja Gunung Prau) (2.565 mdpl) terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Prahu terletak pada koordinat 7°11′13″LU 109°55′22″BT. Gunung Prahu merupakan tapal batas antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo.

Puncak Gunung Prahu merupakan padang rumput luas yang memanjang dari barat ke timur. Bukit-bukit kecil dan sabana dengan sedikit pepohonan dapat kita jumpai di puncak. Gunung Prahu merupakan puncak tertinggi di kawasan Dataran Tinggi Dieng, dengan beberapa puncak yang lebih rendah di sekitarnya, antara lain Gunung Sipandu, Gunung Pangamun-amun, dan Gunung Juranggrawah.

Hiking merupakan kegiatan yang sangat populer dan banyak diminati diluar, terutama bagi mereka yang sangat menyukai perjalanan dan senang mencari pengalaman baru. Tapi ternyata, tak hanya orang luar saja yang sangat menyukai kegiatan hiking ini. Santri Darunnajah pun ternyata banyak yang gemar melakukan hiking.

Tepatnya pada tanggal 28 Agustus lalu, Sebanyak 26 santri Darunnajah bersama 5 orang ustadz pergi melaksanakan kegiatan SAPALA. SAPALA merupakan singkatan dari Santri Pencinta Alam, sebuah kegiatan dimana para santri beserta pembimbing melakukan kegiatan hiking ke puncak gunung.

Santri Pencinta Alam Darunnajah Takluk Gunung Prahu
Santri Pencinta Alam Darunnajah Takluk Gunung Prahu

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menimbulkan rasa cinta tanah air dan mengenalkan bahwasannya Indonesia itu memiliki alam yang sangat indah dan patut untuk dicintai.

Pada kegiatan SAPALA kali ini, Gunung Prau dipilih sebagai tempat kegiatan hiking dilaksanakan. Terletak di dataran tinggi Dieng-Wonosobo, Jawa Tengah, Gunung Prau merupakan lokasi favorit yang kerap didatangi oleh para pendaki. Puncak Gunung ini bahkan diklaim memiliki tempat terbaik se-Asia Tenggara untuk melihat matahari terbit.

Sebelum kegiatan ini dimulai, dibutuhkan proses yang sangat panjang hingga akhirnya terlaksana. Pertama-tama, diadakan seleksi bagi para santri yang ingin mengikuti kegiatan ini. Pada mulanya jumlah santri yang mendaftar kurang lebih sebanyak 50 orang dari kelas 5 dan 6, hingga akhirnya tersaring menjadi 23 orang dari kelas 6 dan 3 orang dari kelas 5.

Tak cukup dengan seleksi, persiapan pun dibutuhkan dalam kegiatan ini. Fisik haruslah kuat. Setiap paginya, seluruh peserta kegiatan SAPALA diwajibkan untuk lari pagi guna meningkatkan stamina dan ketahanan tubuh mereka. Selain fisik, mental pun haruslah kuat setelah itu barulah persiapan peralatan seperti matras dan sebagainya.

Begitu semua persiapan selesai, para peserta bersama pembimbing pun siap diberangkatkan. Tepatnya pada tanggal 28 Agustus 2018 sekitar pukul 4 sore, Ust. H. Sulaiman Effendi, S.Ag selaku Kepala Biro Pengasuhan Santri melepas kepergian para peserta kegiatan SAPALA ini.

Perjalanan menuju Puncak Gunung Prau pun bisa dibilang tidak mudah. Butuh waktu sekitar 12 jam untuk sampai ke Wonosobo menggunakan bus, kemudian dilanjutkan menggunakan bus kecil hingga sampai ke rumah singgah.
Kemudian pada tanggal 29 paginya, sekitar jam 9 para peserta mulai mendaki gunung Prau melewati jalur Patak Banteng. Setelah mendaki selama kurang lebih 3,5 jam lamanya, para peserta pun akhirnya berhasil menginjakkan kaki di puncak Gunung Prau. Kemudian mereka melaksanakan sujud syukur, mendirikan tenda dan dilanjutkan dengan makan siang.

Sore harinya, cuaca mendung dan hujan pun turun. Akibatnya, para peserta tidak dapat melihat sunset dengan jelas. Walaupun sedikit kecewa, namun tidak mengurangi semangat para santri sedikitpun. Pada malamnya, semua kegiatan tetap diikuti dengan semangat.

Bermalam di puncak merupakan suatu pengalaman yang spesial bagi para peserta. Udara dingin yang menusuk tulang tak menjadi halangan bagi mereka. Hanya dengan persediaan air dan pencahayaan yang minim membuat suasana hiking ini lebih terasa seru.

Keesokan paginya, peserta pun dapat menyaksikan sunrise secara langsung. Setelah menikmati terbitnya matahari, para peserta segera merobohkan tenda dan berkemas untuk bersiap-siap menuruni puncak Prau. Barulah pada pukul 10, seluruh peserta bersama pembimbing menuruni puncak Prau.

Setelah melihat keindahan puncak Prau, dilanjutkan dengan berwisata ke Dieng. Pemandian air panas menjadi tempat tujuan selanjutnya. Tak hanya ke pemandian air panas, para peserta pun tak lupa mencicipi makanan khas Wonosobo yakni Mie Ongklok.

Sekitar pukul 5 sore para peserta pun mengakhiri wisata mereka dan kembali ke Darunnajah dengan mengendarai bus dari terminal Wonosobo. Alhamdulillah para peserta dan pembimbing tiba di Darunnajah sekitar pukul 4 shubuh. Perjalanan panjang pun akhirnya berakhir.

“Senang, terharu, lebih mengerti alam Indonesia dan lebih mengerti arti persahabatan”. Itulah jawaban M. Rafli santriwan kelas 6 selaku peserta kegiatan SAPALA ini ketika ditanya soal kesan mengikuti kegiatan ini.
Untuk kedepannya diharapkan agar kegiatan SAPALA ini tetap berjalan dan lebih baik daripada sekarang. Karena dengan kegiatan ini para santri pun akan lebih mencintai keindahan alam Indonesia.

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah