Search
Close this search box.

Tujuan Pendidikan Di Darunnajah

blank

Tulisan berikut ini adalah transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining Bogor Jawa Barat. Dengan tema “Tujuan Pendidikan Di Darunnajah”

Pendidikan di Pesantren Darunnajah ini visinya adalah untuk melahirkan generasi IMAMA (Imam, Muttaqien, Alim, Muballigh, Amil). Pegang teguh hal ini, yaitu tentang apa yang diharapkan pesantren dari para alumninya; 1. Menjadi pemimpin, 2. Menjadi orang yang bertakwa, 3. Menjadi orang yang berpengetahuan tinggi, 4. Menjadi orang yang mampu menyampaikan dakwah, 5. Menjadi orang yang mengamalkan ilmu pengetahuan. Kalau lima ini betul-betul kamu terapkan dalam kehidupan kamu, insya Allah kamu termasuk orang-orang yang fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar.

Anak-anak harus membuktikan bahwa lulusan pesantren Darunnajah ini akan menjadi generasi IMAMA (Imam, Muttaqien, Alim, Muballigh, Amil). Bagaimana caranya?

Pertama, anak-anak ini diharapkan menjadi imam-imam, pemimpin-pemimpin. Kamu lihat nanti bisa menjadi pemimpin atau tidak? Kamu ini alumni Darunnajah. Kamu harus bisa menjadi pemimpin, dari memimpin diri sendiri, memimpin di lingkungan keluarganya, sampai memimpin masyarakat. Bahkan diharapkan mampu memimpin dunia. Alumni Darunnajah harus begitu. Kalau kamu tidak menjadi pemimpin, kamu rugi sekolah di Darunnajah. Karena itu kamu harus menjadi pemimpin. Untuk menjadi pemimpin tentunya berdasarkan kemampuan kita dalam memimpin diri sendiri. Dalam ujian nasional mungkin boleh berbangga karena sudah lulus. Tapi apakah benar sudah lulus seperti yang diharapkan oleh pesantren Darunnajah? Masing-masing harus menjadi pemimpin.

Kedua, harus menjadi orang yang bertakwa, muttaqin. Kita berharap anak-anak menjadi orang yang bertakwa. Dalam kondisi apapun kita harus tetap menjadi orang yang bertakwa. Insya Allah orang yang bertakwa itu tidak akan hidup sengsara ataupun menderita. Orang yang bertakwa sudah dijanjikan rizkinya oleh Allah Swt. Segala kesulitan yang dihadapinya akan dimudahkan oleh Allah Swt., bahkan rizkinya juga ada di mana-mana. Itu janji Allah kepada orang yang bertakwa. Maka kita harus menjadi orang yang bertakwa.

Ketiga, Anak-anak harus menjadi orang yang Alim, orang yang berpengetahuan tinggi. Anak-anak ini harus tetap belajar. Ilmu yang diperoleh dengan susah payah ini masih belum cukup untuk menjadikan kamu manusia yang berkedudukan dan bermartabat tinggi. Ilmu yang kamu dapatkan masih belum cukup untuk menjadikanmu orang yang benar-benar mempunyai posisi-posisi yang terhormat di dalam masyarakat. Kamu masih perlu belajar lagi, belajar lagi, dan belajar lagi. Jadi kamu tidak boleh berhenti belajar. Sebab kalau hanya sampai seperti itu saja di lingkungan masih rendah. Apalagi belajar itu adalah dari lahir sampai mati. Kita harus terus menerus belajar.

Jangan dikira para ustadz ini, bahkan saya sendiri, sudah tidak belajar lagi dan merasa puas dengan ilmu yang ada. Pak kyai setiap hari masih tetap membaca. Setelah Isya’ sampai malam menjelang tidur pak kyai masih tetap membaca, tidak bercanda atau duduk di depan televisi. Dengan membaca akan banyak pengetahuan yang kita dapatkan. Ketika bergaul kita juga bisa memahami pembicaraan orang, bahkan kita juga bisa melayani orang-orang yang berbicara dengan ilmu pengetahuan.

Jangan jadikan membaca itu hanya waktu masih sekolah saja. Kalau sudah tidak sekolah, tidak lagi membaca. Justru di sekolah itu kita belajar bagaimana cara membaca untuk kalau sudah tidak sekolah lagi supaya kita bisa membaca. Ketika sekolah kita belajar membaca, setelah tidak sekolah lagi tinggal praktiknya. Membaca akan menghasilkan banyak ilmu pengetahuan yang mendukung dan bisa mengangkat derajat kehidupan kita. Anak-anak harus menjadi orang yang Alim, orang yang berpengetahuan tinggi.

Di dalam menjadi orang alim ini saya sangat menyayangkan atau bahkan mungkin menyesalkan seandainya anak-anak ada yang tidak kuliah. Tidak kuliah itu sangat-sangat disayangkan, bahkan mungkin sangat disesalkan. Kenapa? Kuliah yang gratisan saja banyak, kenapa sampai tidak kuliah? Apalagi yang membayar, lebih banyak lagi. Jangan berpikir setelah selesai dari sekolah ini langsung bekerja. Dengan begitu penghasilanmu tidak akan meningkat. Kamu harus kuliah dulu. Kalau bingung mencari tempat kuliah yang gratis, datang ke pak kyai.

Andaikata mau kuliah waktunya lama, bolehlah mengambil kursus-kursus yang waktunya sebentar. Jangan langsung bekerja. “Habis orang tua sudah menderita, ustadz. Tinggal ibu saja. Bapak sudah mati. Saya diharapkan bisa membantu ibu.” Andaikata seperti itupun kita juga bisa tetap membantu ibu sambil kuliah, sebab kuliah itu bisa kita lakukan sambil bekerja. Kita ini banyak sekali tawaran-tawaran. Mereka bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan, misalnya dengan mengajar dan lain sebagainya, yang nantinya akan mendapatkan bayaran dan bisa kuliah. Jadi sayang kalau kalian ini tidak berilmu tinggi, tidak alim. Apalagi untuk menghadapi masa depan. Kita punya ilmu jangan sampai seperti orang yang tidak mempunyai ilmu. Kalian harus mempunyai tekad untuk berani melanjutkan. Bahkan bekerja pun boleh ditempuh asal bisa kuliah.

Keempat, anak-anak ini juga dituntut untuk mampu berdakwah, “ballighu ‘anni walau ayah.” Pesantren mengharapkan kamu menjadi muballigh, menjadi orang yang bisa menyampaikan dakwah ke lingkungan. Sebab kalau kita tidak berdakwah, kita tidak akan mengalami hidup yang nikmat. Kalau kita tinggal di lingkungan orang-orang yang suka mencuri, tidak shalat, suka mabuk, berjudi, atau suka main seksual, hidup seperti itu tidak akan nyaman. Kalau kita tidak mau berdakwah, bahkan kita pun terancam oleh musibah-musibah, azab-azab, atau siksaan-siksaan yang Allah turunkan kepada masyarakat yang seperti itu.

Sekalipun kamu adalah orang yang shaleh/shalehah atau orang yang bertakwa, tetapi kalau kamu tidak berdakwah, kamu akan terancam terkena siksaan azab Allah Swt. Maka kamu wajib berdakwah di lingkungan kamu. Ketika kamu bekerja, kamu juga harus watawashou bilhaq wa tawashou bishshabr, saling mengingatkan tentang kebenaran dan kesabaran, itu dakwah. Selalu amar makruf nahi mungkar, itu dakwah. Ini yang diharapkan dari alumni pesantren Darunnajah Cipining ini.

Kelima, yang diharapkan adalah Amil, ‘amilun bi ‘ilmihi. Kamu yang sudah belajar, sudah banyak hal baik yang diketahui, harus diamalkan, harus diaplikasikan dalam kehidupan ini, jangan ditutup-tutupi. Kalau pintar tetapi hanya bicara saja, tidak ada pelaksanaannya, itu tidak ada gunanya.

Sebagai alumni pegang teguh apa yang ustadz sampaikan ini, yaitu tentang apa yang diharapkan pesantren dari para alumni; 1. Menjadi pemimpin, 2. Menjadi orang yang bertakwa, 3. Menjadi orang yang berpengetahuan tinggi, 4. Menjadi orang yang mampu menyampaikan dakwah, 5. Menjadi orang yang mengamalkan ilmu pengetahuan. Kalau lima ini betul-betul kamu terapkan dalam kehidupan kamu, insya Allah kamu termasuk orang-orang yang fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar.

Akan tetapi apabila kalian keluar dari itu, sudah jelas kami menduga bahwa kalian tidak akan bahagia. Andaikata rizkinya banyak tetapi 5 ini tidak dilaksanakan, belum tentu bahagia. Apalagi tidak bertakwa, sudah jelas tidak mungkin bahagia. Akan tetapi apabila 5 ini diterapkan betul-betul, insya Allah dalam kondisi apapun kebahagiaan akan dimiliki.

Inilah anak-anak sekalian, maka sekali lagi saya berharap kepada anak-anak ingat-ingatlah ini; bagaimana kamu bisa menjadi imam, praktekkan itu. Bagaimana kamu bisa menjadi orang yang bertakwa, praktekkan itu. Bagaimana kamu bisa menjadi orang yang alim, ulama, terus kamu praktekkan. Bagaimana kamu bisa menjadi orang yang bisa menyampaikan dakwah islamiyah ke lingkungan, kamu amalkan itu. Dan semua ilmu yang sudah dicapai, kamu praktekkan. Insya Allah kalau kamu sudah seperti itu, kamu hidup di mana saja pasti bisa bahagia.

Tulisan ini adalah transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining Bogor Jawa Barat. Dengan tema “Tujuan Pendidikan Di Darunnajah”

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah