Search
Close this search box.

Sistem Pendidikan Pondok Pesantren di Indonesia

blank

h1>a href=”http://darunnajah.com”>Sistem Pendidikan Pondok Pesantren di Indonesia/a>:/h1>
a href=”http://darunnajah3.com/1832/masjid-darunnajah/” rel=”attachment wp-att-1833″>img class=”alignleft size-medium wp-image-1833″ title=”masjid darunnajah” src=”http://darunnajah3.com/wp-content/uploads/2012/04/masjid-darunnajah-300×236.jpg” alt=”” width=”300″ height=”236″ />/a>Dulu, pusat a href=”http://darunnajah.com”>pendidikan Islam/a> adalah langgar masjid atau rumah sang guru, di mana murid-murid duduk di lantai, menghadapi sang guru, dan belajar mengaji. Waktu mengajar biasanya diberikan pada waktu malam hari biar tidak mengganggu pekerjaan orang tua sehari-hari. Menurut Zuhairini (1997:212), tempat-tempat pendidikan Islam nonformal seperti inilah yang “menjadi embrio terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren.” Ini berarti bahwa sistem a href=”http://nurul-ilmi.com”>pendidikan pada pondok pesantren/a> masih hampir sama seperti sistem pendidikan di langgar atau masjid, hanya lebih intensif dan dalam waktu yang lebih lama.

a href=”http://darunnajah3.com”>Pendidikan pesantren/a> memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem em>sorogan/em>, yang sering disebut sistem individual, dan sistem a href=”http://nurul-ilmi.com”>em>bandongan/em> atau em>wetonan/em>/a> yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem em>sorogan/em> tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau pembantu kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada murid-murid yang telah menguasai pembacaan Qurán dan kenyataan merupakan bagian yang paling sulit sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan ini sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren (Dhofier, 1985: 28).

Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem em>bandongan/em> atau em>wetonan/em>. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan a href=”http://darunnajah.com”>buku-buku Islam/a> dalam bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem em>bandongan/em> ini disebut em>halaqah/em> yang artinya sekelompok siswa yang belajar dibawah bimbingan seorang guru (Dhofier, 1985: 28). Sistem em>sorogan/em> juga digunakan di pondok pesantren tetapi biasanya hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual.

Pesantren sekarang ini dapat dibedakan kepada dua macam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal (seperti madrasah).

Tujuan proses a href=”http://darunnajah3.com”>modernisasi pondok pesantren/a> adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren. Akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern termasuk: mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan di luar dirinya, diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat (Hasbullah, 1999:155).

Sumberem>: /em>cite>www.acicis.murdoch.edu.au/cite>

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah