Search
Close this search box.
blank

Shalat Sunnah Rawatib, Mengamalkan Ilmu Dan Bersyukur

Shalat Sunnah Rawatib, Mengamalkan Ilmu Dan Bersyukur

blank

Tulisan ini adalah transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining Bogor Jawa Barat. Dengan tema “Shalat Sunnah, Mengamalkan Ilmu Dan Bersyukur”

Anak-anak sekalian, saya akan melanjutkan masalah shalat sunah. Sudah dijelaskan bahwa shalat sunah, atau shalat tathawwu’, atau shalat mandub, atau shalat nafilah, terbagi menjadi dua; yaitu mutlaq dan muqayyad. Sedangkan muqayyad ada 2; muqayyad bil faraidh (terikat dengan shalat fardhu) dan muqayyad bil waqt (terikat dengan waktu). Yang muqayyad bil faraid antara lain shalat sunah dua rakaat sebelum Subuh, empat rakaat sebelum Zuhur, empat rakaat setelah Zuhur, empat rakaat sebelum Ashar, dua rakaat sebelum Maghrib, enam rakaat setelah Maghrib, empat rakaat sebelum Isya’, dan empat rakaat setelah Isya’. Sekurang-kurangnya shalat sunah itu dua rakaat. Misalnya, sebelum Zuhur dua rakaat, sebelum Ashar dua rakaat, sebelum Maghrib dua rakaat, dan sebelum Isya’ dua rakaat. Atau setelahnya; setelah shalat Subuh tidak ada shalat sunah, setelah Zuhur sekurang-kurangnya dua rakaat, setelah Ashar tidak ada shalat sunah, setelah Maghrib sekurang-kurangnya dua rakaat, setelah Isya’ sekurang-kurangnya dua rakaat. Semuanya sudah dijelaskan satu persatu. Bahkan hikmah di balik shalat sunah tersebut juga sudah dijelaskan, yang antara lain; shalat sunah dua rakaat sebelum Subuh, Rasulullah Saw. menyatakan,

هما أحب إلي من الدنيا جميعا

“Dua rakaat shalat sunah sebelum fajar ini lebih aku cintai daripada dunia seluruhnya.”

Dalam hadits yang lain,

ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها

“Dua rakaat shalat fajar itu lebih baik daripada dunia seisinya.”

Ini adalah hikmah, nilai, atau balasan yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang melakukan shalat sunah Subuh. Sedangkan Zuhur ada lagi. Zuhur dikatakan bahwa,

من صلى أربعا قبل الظهر وأربعا بعدها حرم الله لحمه على النار

“Barangsiapa yang shalat empat rakaat sebelum shalat Zuhur dan empat rakaat setelah shalat Zuhur, maka orang tersebut dagingnya haram disentuh/disiksa api neraka.”

Orang yang membiasakan shalat empat rakaat sebelum shalat Zuhur, maka orang tersebut akan dimasukkan surga oleh Allah Swt. dan tidak boleh dimasukkan ke dalam neraka oleh malaikat.

Kalau ini dipraktekkan dan di masyarakat anak-anak menjadi semakin hebat ibadahnya, saya yakin janji Allah akan segera datang kepada kita. Apa janji Allah? Allah sudah berjanji,

لو كان أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض

Sekiranya orang-orang di kampung-kampung, di desa-desa, di negeri-negeri, semuanya beriman dan bertakwa, – bertakwa itu menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dan menghindari apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, – Allah akan memberikan keberkahan-keberkahan dari langit kepada mereka ini. Anak-anak ini tidak akan ada yang putus sekolah, kalau dari kecil sudah beriman dan bertakwa. Tidak ada lagi yang tidak dikirimi oleh orang tuanya, dan lain sebagainya. Maka setelah kita mengaji ini kita harus mempraktekkan dan mengamalkan. Kita tidak boleh setelah kita tahu tidak kita amalkan. Anak-anak sudah mempelajari bahwa,

العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر

“Ilmu yang tidak diamalkan itu seperti orang yang menanam pohon yang diharapkan buahnya, tapi ternyata tidak ada buahnya.”

Orang seperti itu akan kesal dan capek. Akhirnya pohonnya dibakar saja. Orang yang menanam padi berharap supaya padinya tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah. Tetapi ternyata setelah sekian lama ditunggu, tidak ada buahnya sama sekali. Akhirnya pohonnya akan dibakar, tidak ada gunanya sama sekali. Maka anak-anak ini jangan sampai dibakar oleh Allah Swt. Karena di dalam ayat tersebut Allah Swt. berfirman,

ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون

“Akan tetapi mereka itu mendustakan dan tidak mau melaksanakan apa yang Allah perintahkan.” Maka apa akibatnya? “Kami akan turunkan siksaan kepada mereka lantaran perbuatan mereka itu.”

Allah Swt. telah berjanji sekiranya orang-orang di kampung-kampung, di desa-desa, di daerah-daerah, di pulau-pulau, di negara-negara ini, semuanya beriman dan bertakwa sungguh akan diberikan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan keberkahan-keberkahan dari bumi; tanaman akan subur dan berbuah, tidak ada hama, dijual laku, harga tidak jatuh, dimakan juga lezat, tidak ada yang hancur atau rusak karena dimakan ulat, dan lain sebagainya, udaranya bagus, cuacanya juga bagus, tidak ada batuk-batuk seperti ini terus menerus karena udaranya tidak segar, dan lain sebagainya. Akan tetapi mereka mendustakan kebenaran yang Allah sampaikan. Katanya, percaya shalat, tetapi tidak melakukan shalat. Menganggap bahwa informasi ajaran Islam ini adalah ajaran bohong sehingga mereka tidak mau melaksanakan. Jika demikian, maka firman Allah Swt., “Akan Aku turunkan, akan Aku datangkan musibah demi musibah. Setiap hari akan ada saja musibah lantaran perbuatan mereka itu.”

Mengamalkan ilmu itu sebenarnya juga sebagai tolak bala. Mengamalkan ilmu pengetahuan agama yang kita ketahui ini di samping bisa mendatangkan keberkahan-keberkahan, sekaligus akan bisa menolak bala.

Kalau belakangan ini banyak sekali musibah yang datang bertubi-tubi ke negeri kita ini, kita tahu memang mereka tidak serius mengamalkan ajaran agama; yang dilarang oleh Allah dijalankan, sedangkan yang diperintahkan diabaikan. Pantas saja Allah yang memiliki langit dan bumi, yang menciptakannya, yang menciptakan manusia, yang menciptakan segalanya, marah dan murka karena manusia sudah tidak peduli lagi dengan perintah-perintah-Nya. Itu wajar saja. Hanya saja Allah masih Maha Pengasih dan Penyayang. Sekali dapat musibah, setelah itu tidak turun lagi musibah. Kemudian musibah itu turun pada waktu yang lain, tidak terus menerus. Itu karena Allah sayang.

Kenapa orang-orang kafir itu tidak dibunuh saja sekalian dan tidak usah dikasih kesempatan hidup oleh Allah Swt.? Kenapa Allah memberikan kesempatan hidup kepada mereka? Sebenarnya karena sifat kasih sayang-Nya ini Allah memberikan mereka kesempatan hidup agar mereka bertaubat, menyesal, berjanji tidak akan mengulangi lagi apa yang telah diperbuat, mohon ampunan kepada Allah Swt., dan berjanji untuk melakukan hal-hal yang baik-baik. Sebenarnya mereka diberikan kesempatan hidup supaya mereka bertaubat dan mempergunakan kesempatan hidup itu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Namun demikian walaupun mereka diberikan kesempatan hidup, tetap saja mereka tidak mau merubah diri. Allah akan memberikan balasan nanti di alam kubur dan di alam akhirat. Karena kehidupan ini tidak hanya di alam dunia. Di alam kubur nanti ada kehidupan. Di alam akhirat juga ada kehidupan. Mati hanyalah perpindahan dari hidup di dunia ke hidup di akhirat.

Setelah orang itu dikuburkan, orang-orang pergi semua, pulang. Kemudian dia dibangkitkan lagi, “Nah apa yang kamu lakukan?” Kalau kamu bekalnya banyak, amal shalehnya banyak, atau ibadahnya banyak, kamu akan aman. Kalau kamu tidak punya bekal, kamu akan disiksa terus menerus sampai datang hari Kiamat. Nanti dengan adanya hari Kiamat kamu akan dimatikan lagi. Semua mati. Kemudian dibangunkan lagi dan diperiksa satu persatu. Apa yang harus dilihat oleh malaikat? Yang harus dilihat adalah shalatnya.

Kalau orang belajar hanya sekedar ingin supaya nanti bisa mendapatkan pekerjaan dan supaya mendapatkan rizki, itu salah. Memang hidup hanya di dunia saja? Orang-orang kafir berpikirnya seperti itu. Kita ini adalah orang Islam. kita sudah belajar sejak kecil bahwa akan ada lagi kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat. Bekalnya adalah amal shaleh dan ibadah. Mari kita shalat sunah qabliyah dan ba’diyah. Shalat itu tidak lama. Kalau kita biasakan, tidak akan ada rasa berat. Karena kita tidak terbiasa shalat, rasanya berat. Orang-orang di bulan puasa ini kalau shalat lama sedikit saja, mereka sudah mengeluh. Itu karena mereka tidak biasa. Di pesantren ini karena anak-anak terbiasa shalat Tarawih, tidak ada yang mengeluh atau kabur. Orang yang tidak terbiasa melakukan shalat, shalat Tarawih itu berat sekali. Inginnya shalat Tarawih itu kalau bisa hanya satu detik saja. Tapi bagi orang yang sudah terbiasa shalat, shalat Tarawih itu enteng.

Nanti akan ada shalat Tasbih. Shalat Tasbih itu ketika seseorang sujud, – kamu biasanya kalau sujud membaca, “Subhana rabbiyal a’la wa bihamdihi” 3 kali – Kalau shalat tasbih bacanya, “Subhanallah walhamdulillah wa lailahaillallahu wallahu akbar” sampai 10 kali. Lama sekali. Setelah itu baru duduk. Waktu duduk membaca itu lagi setelah membaca, “Rabbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu ‘anni.” Orang yang biasa shalat fardhu saja, sedangkan shalat sunah tidak mau, melakukan shalat seperti ini tidak akan kuat. Tetapi orang yang sudah terbiasa melakukan shalat seperti itu, shalat fardhu rasanya sebentar sekali sudah selesai. Orang yang biasa mengangkat beban 20 kg. kalau mengangkat beban 1 kg. akan terasa enteng. Orang yang biasa melakukan berbagai macam shalat sunah, ketika melakukan shalat fardhu akan terasa enteng. Tetapi orang yang tidak pernah melakukan shalat sunah sama sekali, melakukan shalat fardhu dua rakaat saja sering ditinggal. Apalagi yang empat rakaat, setelah selesai mengucapkan, “Assalamu’alaikum, assalamu’alaikum”, langsung kabur.

Karena itu kita perlu membiasakan. Agar kita bisa melakukan ibadah dengan baik memang harus dibiasakan. Membiasakan ini tidak bisa dianjurkan, tidak bisa disarankan, dan tidak bisa diomongkan.

Maka diharapkan di rumah masing-masing anak-anak juga melakukan shalat sunah qabliyah. Sebab apa? Rasulullah Saw. sudah menyatakan,

رحم الله امرأ صلى قبل العصر أربعا

“Allah akan sayang sekali terhadap seseorang yang melakukan shalat sunah empat rakaat sebelum Ashar.”

Kita ingin rasanya disayang oleh Allah. Kalau kita disayang oleh orang tua saja, luar biasa yang kita dapatkan. Saat hari raya kita tidak punya baju, karena disayang oleh orang tua, kita diberikan baju. Kalau orang tua tidak sayang, dibelikan tidak? Tidak. Beda antara orang tua yang sayang pada anak dan orang tua yang tidak sayang pada anak. Kamu minta terus menerus sampai menangis, kalau orang tua tidak sayang, kadang-kadang kamu malah dibentak atau dipukul, “Berisik kamu, mengganggu saja.” Tapi kalau orang tua sayang, tidak minta pun akan dikasih. Sedangkan yang menyayang ini adalah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Pemberi, Yang punya segala-galanya. Kalau kita ini termasuk orang yang disayang oleh Allah Swt., tidak ada kesulitan dalam hidup ini. Misalnya, uang kamu sudah habis, karena kamu disayang oleh Allah Swt., orang tuamu diberikan rizki, dikirim ke sini. Tidak ada kesulitan. Tetapi kalau kita dibenci oleh Allah Swt., kita mau hidup di mana?. Kalau kita tidak menjalankan perintah Allah Swt., kita akan dibenci oleh Allah Swt. Kalau kita dibenci oleh Allah Swt., mau numpang hidup di mana? Bumi ini bumi Allah. Udara yang kita hirup ini ciptaan Allah. Segala sesuatu yang kita lihat ini juga ciptaan Allah. Kita mau di mana coba? Kalau kita tidak menaati Allah, kita mau numpang hidup di mana? Apa ada planet lain yang bukan ciptaan Allah yang bisa kita datangi untuk hidup di sana? Segala sesuatu Allah yang menciptakan. Rizki yang kita makan adalah ciptaan Allah. Kalau kita dibenci oleh Allah, itu tidak akan diberikan. Kita mau kemana? Makanya mereka yang tidak taat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya disiksa oleh Allah Swt.

Sebagai rasa syukur bahwa kita telah banyak mendapatkan karunia Allah; diberi badan sehat, kuat, diberi mata bisa melihat, bisa membedakan putih, hitam, merah, dan hijau, telinga bisa mendengarkan, sebagai rasa syukur kita gunakan ini untuk melakukan kebaikan-kebaikan, serta menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Kalau kita sudah menggunakan seperti itu, Allah akan tambah lagi nanti. Kalau kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada kita kita gunakan dan kita manfaatkan untuk melakukan hal-hal yang baik, maka Allah akan tambahkan kenikmatan yang ada pada diri kita ini. Sebagaimana firman Allah Swt. yang sudah anak-anak pelajari,

لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد

Sebenarnya kita melakukan ibadah itu sebagai aplikasi syukur kita kepada Allah Swt. Nabi Muhammad pernah ditegur oleh istrinya, Siti Aisyah, Nabi Muhammad kok kakinya bengkak-bengkak, pecah-pecah, ternyata itu semua akibat Rasulullah Saw. kalau malam banyak sujud, banyak ibadah, banyak shalat, oleh Siti Aisyah dikatakan, “Ya Rasulullah, kita semua tahu bahwa engkau sudah dijanjikan masuk surga, kenapa kamu mesti harus menangis setiap malam, meminta ampunan dosa, padahal kamu sudah ma’shum, sudah dijaga tidak punya dosa, dosanya sudah diampuni oleh Allah Swt., kenapa kamu masih selalu sujud shalat, menyiksa diri seperti itu? Nabi Muhammad menjawab dengan jawaban yang singkat,

أفلا أكون عبدا شكورا

“Apakah salah kalau saya menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?”

Kita menjalankan shalat, menjalankan ibadah, itu sebagai ungkapan syukur kita kepada Pencipta kita, yaitu Allah Swt. Lagipula Allah akan menambah terus selagi apa yang Allah berikan kepada hamba-Nya ini disyukuri, digunakan untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah, hal-hal yang bermanfaat. Inilah anak-anak sekalian, kita harus bersyukur dan mari kita tingkatkan ibadah kita.

Tulisan ini adalah transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining Bogor Jawa Barat. Dengan tema “Shalat Sunnah, Mengamalkan Ilmu Dan Bersyukur”

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah