Search
Close this search box.

Memaknai Kata Sukses Dalam Diri

blank

fotoartikel7
Sukses itu bukan nama sekses itu bukan sekedar kata-kata, Sukses itu adalah keadaan yang harus diperjuangkan, Mengambil resiko, Melewati resiko, dan menangani resiko, begitulah perjuangan untuk meraih kesuksesan.

Menjalani kehidupan ini membutuhkan seni dalam melewatinya, terutama seni meramu kesabaran dan keikhlasan, karena disaat cobaan dan ujian datang keikhlasan dan kesabaranlah yang mampu menopang hati untuk menjadi kuat, pejuang kesuksesan taakan mudah mengatakan menyerah pada dirinya.

Seorang yang mengharapkan keadaan yang bertangkaikan sukses akan selalu mengevaluasi jati dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih mengagumkan. Jika hanya berpangku pada dagu, jika hanya menerawang jauh dengan hayalan tapi langkah tak berayun, jiwa tak bersabar, hati tak bertahan, hanya kehampaan yang kan selalu datang mengisi setiap hari yang dipandangi dengan lamunan kosong dan tak berarah.

Sulit, Sulit amatlah sulit untuk menjadi seorang pejuang kesuksesan, tapi lebih sulit lagi jika kita tak pernah melangkah untuk memperjuangkan kesuksesan. sukses itu tak hanya berarti kaya, sukses itu tak hanya berarti takhta yang mempesona, sukses bukan hanya sekedar menjadi yang berkilauan didunia, tapi ketika hati mampu menguasai diri, ketika hati mampu menjadi pengevaluasi yang gagah melawan sisi keburukan dalam diri serta konsisten menjalani ketaatan menuju ridha Illahi Rabbi, itulah sukses yang sebenarnya jiwa dambakan, sebuah kemenangan hati, yang terhamparkan kedamaian rasa sejuk bagai desir pantai beraroma senja.

Menjadi jiwa yang tangguh memang bukanlah hal yang mudah, mejadi jiwa tangguh bukan hal yang sepele, tapi penenempuhan sebuah jiwa yang tangguh adalah tangga manis yang harus kita tapaki agar mampu menjadi pejuang yang mampu berada dalam keadaan sukses.

Siapa yang tak ingin sukses, siapa yang tak ingin mendapatkan predikat sukses, tapi apakah dalam diri kita sudah menanamkan pribadi sukses, tidakkah kita ingat akan firman Rabb kita yang mengatakan bahwa “ Allah takkan merubah suatu kaum, jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya”

Bagaimana kita akan sukses apabila kita hanya berpangku pada nasib, Nasib harus kita rubah, Nasib harus kita koyak, dengan do’a dan usaha yang gigih agar menemui jalannya sebagai kata sukses.
memetik sebuah kisah nyata

Dikisahkan dari Masjid Puncak, Bogor.

Ada dua sahabat yang sudah sekian lama berpisah, mereka adalah sahabat ketika masa SMP. Yang satu bernama Ahmad dan yang satu lagi Zaenal.

Ahmad adalah anak yang dianugrahi otak pintar, cerdas bin jenius tapi terlahir ditengah-tengah keluarga yang memiliki ekonomi yang dikatakan kurang beruntung dan mendukung. Berbeda dengan Zaenal, Zaenal biasa saja tapi dia terlahir disebuah keluarga yang memiliki kemampuan finansial yang sangat beruntung dan beruntung, sehingga membuat perjalanan karirnya terasa lebih mulus.

Setelah beberapa tahun lamanya dua sahabat ini terpisah akhirnya mereka dipertemukan oleh takdir Allah disebuah koridor tempat berwudhu, di Mesjid yang mewah, megah dan indah. Sebuah masjid dengan hiasan kebun teh dan pemandangan gunung yang anggun mengelilinginya serta arsitektur yang cantik, begitu nampak sempurna ketika kita melihatnya.

Zaenal kini adalah seorang manajer yang dikatakan sangat sukses, tapi tetap menjaga nilai-nilai keshalehan dalam dirinya.

Ketika Zaenal keluar kota, pria yang telah menyandang gelar manajer ini memiliki kebiasaan untuk menyinggahi masjid dikota yang tengah ia singgahi, sekedar untuk memperbahari wudhunya dan meletakkan dahinya di rumah Allah untuk bersujud mensyukuri segala nikmat yang tengah Allah titipkan. Beruntung bila sekalian dia sempat untuk bisa melaksanakan sholat sunnah sebagai ibadah tambahan.

Dan ketika sampai diPuncak pas, Bogor ia mencari masjid dan menemukannya lekas ia memarkirkan mobilnya dan melangkahkan kakinya ke masjid tersebut.

Dimesjid inilah Zaenal sang manajer menemukan sahabat SMPnya, Zaenal terkejut karena sahabat yang dikenalnya sangat pintar dan cerdas ini, meskipun beranjak dari keluarga yang tak berada.

Ironis kini sahabatnya Nampak memegangi kain pel, Ahmad sahabatnya menjadi marbot. Telaah hati Zaenal melihat keadaan Ahmad sekarang.

“Maaf” sapaan Zaenal kepada sang marbot tersebut “apakah benar kamu Ahmad ? Ahmad sahabat saya ketika SMP”??
Ahmadpun mengenali Zaenal dan langsung memeluk sahabat yang telah sekian lama dipisahkan oleh waktu itu.
Setelah mereka saling bersapa, Zaenalpun memberikan kartu namanya kepada Ahmad, Ahmadpun berkata “ sungguh hebat sekarang kau sudah menjadi menejer “

Di dalam hati Zaenal ada rasa iba terhadap pekerjaan sahabatnya itu “ Maaf Ahmad setelah sholat aku ingin berbincang denganmu, Mungkin ada pekerjaan yang lebih baik ditempatku”

Ahmadpun menjawab lekaslah kau sholat dulu, akupun akan membereskan pekerjaanku.

Ketika setelah selesai sholat dalam benak Zaenal Mungkin jika Ahmad kerja dikantor untuk bersih-bersih dia bukan marbot tapi Office Boy. Setelah selesai sholat ada seseorang dibelakangnya sholat.

Seorang pemuda dibelakangnya tersebut menepuk pundak Zaenal, sehingga Zaenal menengok kebelakang dan mengatakan Ada apa mas ?
Pemuda itupun bertanya “ Bapak kenal dengan Insinyur H Ahmad”

“Insinyur H Ahmad” terengah Zaenal mendengar pernyataan nak muda tersebut

Iya orang yang mengobrol dengan bapak tadi itu insyur H Ahmad

“ Dia sudah Haji” jawab Zaenal dengan heran

Sudah pak sebelum beliau mendirikan masjid ini ditas tanah wakapnya ini,

“ Saya karyawannya pak Ahmad dimasjid ini, Sebenarnya saya adalah marbot asli masjid ini, beliau sangat tawadhu, Bapak tau Mall yang ada dibawah sana dan Hotel yang ada disebrang sana semuanya adalah milik dari H Ahmad, tapi entah mengapa Insinyur H Ahmad lebih senang berada dimasjid ini. “ kata marbot tersebut kepada Zaenal yang membuat hatinya terasa tertampar.

Dari kisah ini kita dapat memahami bahwa segala kkesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan dalam diri sendiri ketika, seseorang mampu sombong, ketika seseorang mampu pamer dengan segala pencapaian hidup yang telah didapatkannya, orang ini lebih memilih untuk tawadhu terhadap apa yang dimilikinya. Hal terberat kesuksesan hati dan kemenagan jiwa dengan melawan segala sifat buruk yang rentan terhadap hati yang dianugrahi banyak kesenangan. Serta selalau berusaha taat menjalankan ketaatan dalam dirinya kepada penciptan NYA, itulah kesuksesan yang jarang mampu manusia rengkuh dalam hidupnya.

Kesuksesan yang sempurna, kesuksesan yang dibangun dengan akhlak mulia. (Isqo)

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah