Search
Close this search box.
blank

Khutbah Idul Fitri: Mengapa Harus Bersyukur Dan Bangga Menjadi Seorang Muslim?!..

Khutbah Idul Fitri: Mengapa Harus Bersyukur Dan Bangga Menjadi Seorang Muslim?!..

blank

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهْ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَانَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَصْحَابِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى َانْصَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَزْوَاجِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ذُرِّيِّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ اِحْسَانِهِ وَاِنْعَامِهِ، وَاعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذَا الْيَوْمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ، اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ اِفْضَالِهِ وَاِمْدَادِهِ، وَاَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ وَحُسْنِ وِدَادِهِ بِعِبَادِهِ وَاِكْرَامِهِ.
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ وَبِلاَدِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ،  وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ

فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ… أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَبَادِرُوا رَحِمَكُمُ الله بِإِحْيَاءِ سُنَةِ نَبِيِّكُمْ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ!.

اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ!.

 

Hadirin wal Hadirot jamaah sholat  ‘Idul Fitri Rohimakumulloh…

Di hari yang suci dan agung ini, teriring gema takbir, tahmid, tahlil dan tasbih yang berkumandang sepanjang malam pagi hari,  marilah kita bersyukur kepada Allah yang maha Ghafur. Semoga ibadah puasa yang telah kita laksanakan selama satu bulan Ramadhan dan juga sholat Idul Fitri pagi hari ini, bisa menggugah dan membangkitkan semangat kita dalam menjalankan perintah Allah ﷻ dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Apabila kita ingin berbahagia, beruntung dan selamat dunia akhirat, maka marilah kita tingkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT.

Alhamdulillah, berkat rahmat, ma’unah dan iradah Allah ﷻ kita termasuk yang terpilih menjadi seorang yang beragama Islam. Pertanyaan pentingnya adalah sudahkan dengan penuh kesadaran dan penghayatan kita bersyukur dan bangga menjadi seorang muslim?. Khutbah berikut akan memaparkan beberapa alasan mengapa kita wajib bersyukur dan bangga jadi muslim.

Pertama, dari aspek nama agama bahwa Islam adalah nama sebuah agama yang diturunkan oleh Allah ﷻ  kepada Rasulullah Muhammad ﷺ.

Dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 19 disebutkan

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”.

Masih di dalam surat Ali Imran, tepatnya pada ayat 85 juga disebutkan nama Islam sebagai agama yang diterima, adapaun selain Islam pasti akan tertolak:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Imam Nawawi dalam kitab haditsnya yang terkenal Al ‘Arba’in An Nawawiyah menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua: “Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesunguhnya tiada Tuhan selain Allah  dan bahwa sesungguhnya Muhammad ﷺ  adalah utusan Allah ﷻ, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melakukan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika engkau berkemampuan melaksanakannya!”. (HR. Muslim).

Fakta menjelaskan bahwa di antara agama-agama yang ada, Islam adalah agama yang namanya secara khusus disebutkan dalam kitab sucinya. Adapun nama agama-agama selain Islam diberikan oleh para pengamat  dan atau tokoh keagamaan terkait, seperti agama Yahudi (Judaism), agama Katolik (Chatholicism), agama Protestan (Protestantism), agama Budha (Buddhism), agama Hindu (Hinduism), agama Khonghucu (Confucianism),  agama Shintho (Shintoism) dan sebagainya.

Kedua, Islam adalah agama wahyu yang final.

Islam memiliki ajaran-ajaran yang final, yang tidak tunduk oleh perubahan zaman, juga tidak luntur karena pergantian tempat dan budaya. Sudah lebih dari 1400 tahun tata-cara ibadah Sholat dalam Islam tidak berubah. Begitu pula cara ibadah haji, puasa, zakat dan sebagainya.

Dalam konsep Teologi, syahadat Islam tidak pernah berubah sepanjang zaman. Islam tidak mengenal perkembangan teologi dari teologi eksklusif, inklusif lalu pluralis. Sebab, konsep teologi Islam berdasarkan wahyu. Islam is not historical religion ( Islam bukan agama sejarah) yang konsep-konsep ritualnya mengikuti perkembangan sejarah. Islam is not cultural religion ( Islam bukan agama budaya) sebab Islam tidak tunduk oleh budaya, meskipun dalam prakteknya Islam sangat memperhatikan aspek budaya.

Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud (pakar pendidikan dan pemikiran Islam) menjelaskan bahwa ajaran-ajaran Islam bersifat ‘dynamic stabilism”. Maksudnya ada ajaran-ajaran yang tetap  (qath’i dan ‘ashalah) dan ada ajaran yang bisa berubah yang bersifat dzanniy dan ijtihadiyah furu’iyyah. Atau dalam istilah lain dikenal dengan tsawaabit (yang tetap) dan mutaghayyarat (yang berubah).

 Dalam bukunya The Prolegomena to the Metaphysics of Islam, Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas (pakar pendidikan dan pemikiran Islam) menegaskan konsep Islam yang notabene agama wahyu sebagai the only genuin revelead religion (satu-satunya agama Wahyu yang asli).

Jama’ah Sholat Idul Fitri, A’azzakumullah!

Ketiga, Islam mempunyai model teladan yang abadi (uswah hasanah).

Adalah Rasulullah Muhammad ﷺ sebagai model abadi dan suri tauladan dalam ucapan, tindakan, perasaan serta fikiran. Kita bisa meniru Rasulullah Muhammad ﷺ dalam segala aspek kehidupan: mulai dari adab bangun tidur, masuk kamar mandi, memakai pakaian, memulai dan mengakhiri makan, sampai cara berdagang, memimpin perang, memimpin keluarga, memimpin negara dan sebagainya.

Hal tersebut sangat istimewa dan khas Islam. Kita wajib mensyukuri karena dalam menjalankan ajaran agama Islam dan roda kehidupan ini sudah ada panduan dan panutan sebagai utusan Allah ﷻ dan tidak perlu meraba-raba dalam kegelapan serta bersepekulasi. Silahkan diteiliti, apakah ada agama selain Islam yang meiliki contoh sangat lengkap seperti Rasulullah Muhammad ﷺ. Uniknya, Rasulullah mulia senantiasa namanya disebut dan dido’akan.

Allah ﷻ menjelaskan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Hanya umat Islam-lah yang kini tetap memegang teguh konsep ‘uswah hasanah’ terhadap seorang nabi. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi, umat Islam berusaha meneladani Nabi Muhammad ﷺ, karena memang beliau adalah contoh tauladan yang lengkap dan paripurna. Konsep uswah hasanah Islam ini tidak mungkin diikuti oleh kaum Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, Komunis, atau kaum Sekuler barat. Kaum komunis tidak akan menjadikan Karl Marx sebagai suri tauladan dalam seluruh aspek kehidupan mereka, antara lain karena memang ia dikenal sebagai seorang pemabuk dan jarang mandi seperti yang ditulis oleh Paul Johson dalam bukunya Intellectuals, terbitan New York, Harper&Row Publisher, 1998.

Untuk mengkaji lebih dalam dan detail tentang sejarah kehidupan Rasulullah Muhammad ﷺ, khatib merekomendasikan beberapa buku bacaan yang bagus, antara lain: Ar Rahiqul Makhtum, asy-Syamail Muhammadiyah atau Yaumun Fii Baiti Rasulillah (Sehari di Rumah Rasulullah).

Keempat, nama dan konsep Tuhan dalam Islam bersifat autentik dan final.

Prof.  Syed Muhammad Naquib al Attas menjelaskan bahwa nama dan konsep Tuhan dalam Islam dirumuskan berdasarkan wahyu Al Qur’an yang autentik dan final. Konsep Tuhan dalam Islam memiliki sifat khas yang tidak sama dengan konsepsi Tuhan dalam agama-agama lain, tidak sama dengan konsep Tuhan dalam tradisi filsafat Yunani, tidak sama dengan konsep Tuhan dalam filsafat barat modern ataupun dalam tradisi mistik barat dan timur.

Dalam Islam Tuhan dikenal dengan nama Allah ﷻ sebagaimana dikenalkan langsung oleh Allah ﷻ dalam Al Qur’an, antara lain dalam surat Thaha ayat 14:

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingatKu!”.

Dalam hal nama dan konsep Tuhan ini, kita sebagai muslim tidak melakukan ‘spekulasi filosofis’ sebagaimana yang dialami oleh agama lain, seperti spekulasi tentang nama Tuhan oleh kaum Yahudi: dalam konsep Judaism, nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga bahwa nama Tuhan mereka adalah Yahweh. The Concise Oxford Dictionary of World Religions menjelaskan ‘Yahweh’ sebagai The God Of Judaism as the tetagrammaton YHWH, may have been pronounced. By the orthodox and many other jews, God’s name is never articulated, least of all in the jewish liturgy!”. Intinya bahwa penyebutan YAHWEH adalah upaya pembacaan tetagram kuno uruf YHWH, hal mana orang Yahudi kuno umumnya tidak pernah menyebutkan nama Tuhan mereka dengan pasti.

Spekulasi Yahudi tetang nama Tuhan ini kemudian berdampak pada konsepsi Kristen tentang nama Tuhan mereka yang bermacam-macam dan beragam sesuai dengan tradisi dan budaya setempat. Misalnya di Timur Tengah, kaum Kristen menyebut Tuhan mereka “Alloh” sama dengan orang Islam, di Indonesia mereka melafadzkan nama Tuhan mereka jadi “Allah”, hal mana penyebutan ini dilarang di Malaysia dan di Barat mereka menyebut Tuhan dengan “God” atau ‘Lord”.

Ikhwani Fillah, jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah!

Kelima, Islam adalah agama yang telah terbukti mampu menjelmakan peradaban yang agung dalam sejarah.

Islam bukan hanya konsep yang utopia atau angan-angan di atas kertas belaka. Keagungan peradaban Islam pernah ditulis, misalnya,oleh sejarawan Irlandia yang bernama Tim Wallace Murphy melalui bukunya yang berjudul What Islam Did For Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization / Apa yang Telah Islam Lakukan Untuk Kita: Sebuah Pemahaman Betapa Besar Peranan Islam Terhadap Peradaban Barat (London: Watkins Publishing, 2006). Bahkan dalam salah-satu babnya, buku ini menulis judul: “The West debt to Islam” (Barat Berhutang Terhadap Islam).

Menurut penulis buku tersebut, hutang dunia Barat terhadap Islam adalah hal yang tidak ternilai harganya. Ia menulis; even the brief study of history revelead in these pages demonstrates that European culture owes an immense and immeasurable debt to the world of Islam”. Ia juga menulis bahwa dunia Barat menanggung hutang kepada Islam yang tidak akan pernah lunas terbayarkan. Tulisnya: “We in the West owe a debt to the Muslim world that can be never fully repaid!”.

Di mana letak hutang budi Barat terhadap Islam?. Yaitu sekitar abad 4 sampai abad ke 14, ketika Dunia Barat terkenal sebagai zaman pertengahan (the middle ages) yaitu satu zaman yang oleh orang Eropa disebut Zaman Kegelapan (the dark Ages of Europe) di mana mereka tertinggal jauh sekitar 600 tahun dengan peradaban Islam yang sedang berkembang  antara lain di Andalusia (Spanyol). Akhirnya Barat banyak belajar kepada Islam dan terjadi transfer ilmu pengetahuan dari para ilmuwan muslim ke dunia Barat lewat proyek penerjemahan besar-besaran.

Tidak hanya dalam proyek penerjemahan secara masif yang dilakukan oleh Barat. Dalam pendidikan Perguruan Tinggi seperti Oxford University yang berdiri pada tahun 1263 dan Cambridge University tidak lama setelah itu, juga menjiplak model kampus-kampus ternama di Andalusia. Kampus-kampus semacam ini kemudian bermunculan di daratan Eropa.

Sebagai contoh dahsyatnya proyek penerjemahan waktu itu, ada seorang penerjemah yang sangat fenomenal bernama Gerard of Cremona. Selama hampir 50 tahun ia tinggal di Toledo (1140-1187) dan berhasil menerjemahkan 90 buku dari bahasa Arab ke bahasa Latin; separuh lebih berkaitan dengan Matematika, Astronomi, dan bidang Sains lainnya, sepertiga berkaitan dengan kedokteran dan selebihnya terkait Filsafat dan logika. Pada akhirnya, bidang-bidang inilah yang memberikan fondasi bagi munculnya renaissance (kelahiran) kembali peradaban barat di Eropa pada abad ke 12 dan 13.

Al Qur’an sebagai way of life muslim juga sangat memperhatikan semangat majunya peradaban. Antara lain Allah ﷻ berfirman dalam surat Ar Rahman ayat 33 yang memacu dan memicu agar orang Islam belajar ilmu Antariksa ( tentang luar angkasa):

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ

“Hai seluruh jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”

Ikhwatal Iman, jama’ah sholat Idul Fitri yang berbahagia!.

Demikianlah sebagian paparan mengapa kita wajib bersyukur dan bangga menjadi seorang muslim. Sebagai penutup khutbah ini, khatib ingin menukil sebuah catatan sejarah yang menegaskan pentingnya kesungguhan pelaksanaan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan sebagai bentuk kesyukuran dan kebanggaan kita karena telah terpilih menjadi muslim. Karena jika tidak demikian, ma’adzallah, bisa jadi sejarah hitam ini terulang lagi di masa kini ataupun yang akan datang nanti.

Pada tahun 1492, jatuhlah benteng terakhir umat Islam di Granada. Tidak lama kemudian, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella mengeluarkan Edict of Expel (perintah pengusiran) kepada kaum Muslim Spanyol (Andalusia). Jutaan muslim mengalami ujian keimanan yang sangat berat. Mereka diberikan tiga pilihan yang sangat sulit: pertama, masuk kristen secara paksa (ataupun sukarela), kedua, keluar dari Spanyol dengan meninggalkan harta benda mereka, ketiga, jika tidak memilih yang pertama atau kedua maka akan dibunuh. Maka ratusan ribu muslim terpaksa masuk Kristen dan dibaptis secara paksa. Dalam sejarah, mereka dikenal dengan sebutan Moricos. Mereka diawasi secara ketat agar jangan sampai melaksanakan ajaran Islam secara diam-diam. Mereka yang ketahuan masih mengkhitankan anaknya, mengubur jenazah secara Islam, atau menyimpan Al Qur’an maka tak ayal lagi akan menemui nasib tragis; diseret ke Mahkamah Inquisisi dan dihukum berat, bahkan dihukum mati. Na’udzubillahi min dzalik!.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْأَنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَايَاتِ وَ اْلذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ اْلسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ.

KHUTBAH KEDUA

اللهُ اَكْبَرْ –  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَر.اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.

اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ اْلأَعْيَادَ بِالْاَفْرَحِ وَالدُّرُوْرِ، وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيلَ اْلأُجُوْرِ، وَكَمَّلَ الضِّيَافَةَ فِيْ يَوْمِ اْلعِيْدِ لِعُمُوْمِ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِسَعْيِهِمُ اْلمَشْكُوْرِ.

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ العَفُوُّ الْغَفُوْرُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ نَالَ مِنْ رَبِّهِ مَالَمْ يَنَلْهُ مَالِكٌ مُقَرَّبٌ وَلاَرَسُوْلٌ مُطَهَّرٌ مَبْرُوْرٌ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍالنبي الأمي وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ, وَاعْلَمُوْا ياَاِخْوَانِيْ رَحمِكُمُ اللهُ اِنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ يَتَجَلىَ الله ُفِيْهِ عَلَى عِبَادِهِ مِنْ كُلِّ مُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ فَيُبَاهِيْ لَكُمْ مَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ محَمَّدٍ كما صلّيت على سيّدنا اِبْرَاهِيْمَ وعلى أل سيّدنا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى ِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ فِي اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أجمعين وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيهم لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، إنّك سميع قريب مجيب الدعوات، يا قاضي الحاجات.

اللهمّ إنّك تعلم أنّ هذه القلوب قد اجتمعت على محبّتك، والتقت على طاعتك، وتوحّدت على دعوتك، وتعاهدت على نصرة شريعتك، فوثّق اللهمّ رابطتها و أدم ودّها واهدها سبلها واملأها بنورك الذى لا يخبو، واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكّل عليك، و احيها بمعرفتك و أمتها على الشهادة في سبيلك، إنّك نعم المولى ونعم النصير.

اللهم إنّا عبيدك بنو عبيدك بنو إمائك، نواصينا بيدك ماض فينا حكمك، عدل فينا قضائك، نسألك اللهمّ بكلّ اسم هو لك، سمّيت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علّمته أحدا من خلقك أو استأثرت في علم الغيب عندك، أن تجعل القرأن ربيع قلوبنا ونور صدورنا وجلاء أحزاننا وذهاب همومنا و غمومنا.

اللهمّ رحمتك نرجو فلا تكلنا إلى نفسنا طرفة عين وأصلح لنا شأننا كلَّه، لاإله إلاّ أنت سبحانك، إنّا كنّا من الظالمين.

اللهمّ اقسم لنا من خشيتك ما تحول به بيننا وبين معصيتك، ومن طاعتك ما تبلّغتا بها جنّتك، ومن اليقين ما تهوّن علينا مصائب الدنيا، اللهمّ متّعنا باسماعنا وأبصارنا وقوّتنا ما أحييتنا واجله الوارث منّا، واجعل ثارنا على من ظلمنا وانصرنا على من عادانا، ولاتجعل مصيبتنا في ديننا ولا تجعل الدنبا أكبر همّنا ولا مبلغ علمنا، ولا تسلّط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا.يا أرحم الراحمين

ربّنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفرلنا وترحمنا لنكوننّا من الخاسرين.

ربِّ اجْعَلْنِيْ مُقْيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَلْ دُعَاءِ, رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ, رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا اَمِنًا وَرْزُقْ اَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ اَمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأَخِر.

ربّنا هب لنا من أزواجنا وذرّياتنا قرّة أعين واجعلنا للمتّقين إماما. رَبِّنا هَبْ لنا حُكْماً وَأَلْحِقْنا بِالصَّالِحينَ وَاجْعَلْ لنا لِسانَ صِدْقٍ فى‏ الآخِرينَ. وَاجْعَلْنا مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ.

ارَبَّنا تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ.
ربّنا اتبا في الدنيا حسنة و في الأخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ!.

جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَ الفَائِزِيْنَ، كُلَّ عَامٍ وِ أَنْتُمْ بِخِيْرٍ!.

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Disusun oleh ustadz Muhlisin ibnu Muhtarom dengan rujukan buku 10 Kuliah Agama Islam karya Dr. Adian Husaini.

 

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah